Apa itu Instructional Design?

Melalui kelas ini, kamu diajak untuk:

  • Mengidentifikasi cakupan pekerjaan dari instructional design.
  • Memahami perbedaan instructional design dengan content writing.
  • Mengetahui jenis-jenis output dari instructional design.

Tentang Instructional Design

Esensi dari instructional design adalah menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan menarik. Lebih lanjut, seorang instructional designer (ID) bertugas untuk mendesain tools dan prosedur untuk memenuhi satu atau beberapa learning objectives.

Dengan adanya learning objectives dari tiap materi yang disajikan, ID memiliki kewajiban untuk membuat hubungan antara teori dan best practices. Alih-alih hanya menjelaskan suatu konsep dan kompleksitas perkembangannya, ID menyusun materi berdasarkan urutan-urutan prosedur untuk memenuhi capaian-capaian pembelajaran tertentu.

Cakupan Pekerjaan

Secara garis besar, ID memiliki beberapa cakupan pengetahuan dan pekerjaan yang saling beririsan. Cammy Bean, dalam bukunya The Accidental Instructional Designer (2014), menjabarkan empat cakupan yang penting dipahami seorang ID.

Ketuk untuk melihat lebih jauh.

Andragogi
Bagian ini fokus pada teori pembelajaran orang dewasa, mencakup proses penyampaian pengetahuan berdasarkan capaian-capaian pembelajaran tertentu.
Kreativitas
Bagian ini bertujuan untuk membuat materi terlihat menarik, mencakup desain visual, videografi, dan gamifikasi.
Teknologi
Bagian ini adalah mereka yang terlibat dalam platform dan content development, serta data analytics, untuk memastikan konten e-learning efektif dan tepat sasaran.
Bisnis
Bagian ini mencakup pemahaman akan kebutuhan bisnis, tujuan dan visi strategis, konsultasi, manajemen proyek, manajemen klien, dan penyusunan anggaran.

Instructional Design vs Content Writing

Instructional design, pada hakikatnya, berfokus pada penyampaian suatu konten. Pada titik tertentu, ID memiliki kesamaan dengan content writing, terutama pada skillset menyajikan suatu informasi untuk dikonsumsi audiens yang luas.

Namun keduanya tak bisa sepenuhnya dianggap sama. Perbedaan antara keduanya meliputi:

  • ID fokus pada fakta dan prosedur, sementara content writing bisa berkreasi dengan hipotesis, opini, dan rangkaian ide.
  • Produk dari ID harus bersifat edukatif, sementara content writing bisa mencakup konten-konten rekreasional.
  • ID fokus pada analisis audiens; menyesuaikan materi berdasarkan kebutuhan dan kemampuan audiens, sementara content writing memiliki ruang untuk merefleksikan gaya dari penulisnya.
  • ID memiliki beberapa output produk (e-learning blog/page dan video), sementara content writing terlimitasi pada konten berisi teks.

Jenis Konten

Seperti yang telah disinggung, produk ID tidak hanya terbatas pada rangkaian teks.

Ketuk untuk melihat produk-produk ID.

Offline Training

Lokakarya, outbound, seminar, dan kegiatan langsung lainnya yang terkait dengan pendidikan.

Online Training

Online training biasanya diisi oleh Subject Matter Expert (SMEs) dalam bentuk webinar atau workshop. User bisa ikut terlibat berdiskusi dan bertanya. Contoh: Ruangguru.

Video

E-Learning berbasis video bisa berisi narasumber yang menjelaskan suatu materi atau kumpulan grafis bergerak yang disusun rapi. Contoh: UDemy, Coursera.

Web Page

E-Learning berbasis web page berisi kumpulan materi terstruktur dalam satu halaman web statis. Contoh: Facebook Blueprint, Kaya Connect, dan Totara.

Selayang Pandang

  • Instructional Designer memiliki kemampuan merancang konten pembelajaran, terutamanya dalam industri elearning.
  • Andragogi bersifat lebih pragmatis dan praktis, tidak mendetail seperti pendidikan formal.
  • Setelah menentukan alur pembelajaran, seorang instructional designer harus mendesain materi dan format.

Kuis

Apa yang dimaksud dengan andragogi?

Selamat, Anda telah menyelesaikan pelajaran ini
Klik untuk menyelesaikan