Tokoh dan Dunianya

Kelas ini, kamu akan diajak memahami:

  • Membangun sebuah tokoh dalam cerita.
  • Memperdetail penokohan lewat eksplorasi dunianya.

Apa Itu Karakter?

Hampir semua cerita berawal dari kisah seorang atau sekelompok karakter dan dunianya. Sekarang, coba bayangkan cerita favoritmu, entah dari sebuah film, novel, atau tulisan pendek.

Lalu coba jelaskan cerita tersebut dalam satu kalimat sederhana. Kita mungkin akan menjelaskan bagaimana seorang karakter memimpin sebuah cerita atau bagaimana sebuah tatanan dunia bekerja bagi karakter-karakter di dalamnya.

Menggali Karakter

Dalam membuat suatu cerita, kita bisa memulai dengan membayangkan seorang karakter utama. Karakteristik spesifik seperti apa yang akan dimiliki oleh karakter tersebut? Apa keunikan yang dimiliki karakter tersebut? Kita bisa mendapatkan inspirasi dari siapapun, diri kita sendiri, orang-orang terdekat, atau tokoh publik sekali pun.

Ketuk untuk melihat referensi.

Fitur eksternal

Seperti apa fitur-fitur fisik dari karakter tersebut dari luar? Apakah badannya tinggi, apakah dia memiliki kebutuhan khusus, atau seperti apa gaya berpakaiannya?

Fitur internal

Kita bisa memulai dengan pertanyaan-pertanyaan seperti apakah dia orang yang pendiam, apakah dia orang yang kasar, atau apa kira-kira pandangannya tentang topik-topik tertentu?

Ambisi dan keinginan

Kita juga bisa memulai dari apa ambisi dari karakter tersebut. Apa yang ia inginkan dalam hidupnya, apa yang ia cari, dan seberapa jauh ia siap mengorbankan segalanya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan?

Fiksi dan Non-Fiksi

Pembagian karakter fiksi dan non-fiksi berlatar dari kemunculannya. Karakter fiksi biasa memakai hewan, tumbuhan, benda, atau bahkan orang yang tidak pernah benar-benar hidup di kehidupan nyata. Sementara karakter non fiksi akan memakai sesosok figur yang benar-benar ada.

Pembagian jenis tokoh ini tidak berhubungan dengan jalan cerita yang akan dibangun. Realita sering lebih tidak masuk akal dari cerita rekaan. Pun dalam fiksi, ia bisa jadi memiliki unsur realitas keseharian yang begitu dekat.

Logis

Untuk cerita-cerita fiksi, kita bisa menggunakan referensi-referensi tersebut untuk berimajinasi sekreatif mungkin.

Misal dalam cerita Ratatouille (2007), karakter utama diperankan oleh seekor tikus yang amat senang memasak dan ingin menjadi juru masak handal.

Kita tahu seekor tikus tidak akan bisa masak makanan manusia dengan enak. Namun Pixar membangun hal yang logis di variabel memasak. Seekor tikus bernama Remy menjadi jago memasak karena belajar secara otodidak dengan tekun. Remy punya idola seorang chef andal, dan ia tak pernah sekalipun melewatkan demo masak idolanya.

Membangun Dunia dari Karakter

Karakter tidak bisa lepas dari latar belakang dan ruang hidupnya. Cara berpikir, berbicara, dan gestur lekat dengan dunia di mana karakter berpijak.

Kita bisa memulai cerita dengan memilih atau mengimajinasikan setting ‘dunia’ di mana karakter-karakter kita akan hidup. Setting tersebut bisa berbentuk seperangkat aturan, tatanan, atau kondisi status quo yang dimanifestasikan dalam sebuah tempat.

Misalnya gambaran setting sempit seperti sebuah gang di Ssangmun-dong, Seoul, Korea Selatan dalam serial televisi Reply 1988 (2015).

Reply 1988 mengambil latar sekumpulan tetangga di perkumiman gang Seoul, Korea Selatan, pada tahun 1988. Gang sempit bukan hal yang sederhana, di sana berkumpul peristiwa dari kelahiran hingga kematian. Gang sempit ini juga menjadi bagian dari peristiwa di luarnya, seperti pembangunan ekonomi hingga krisis demokrasi yang terjadi di Korsel pada saat itu.

Eksplorasi karakter Reply 1988 berfokus pada orang-orang di permukiman padat yang tengah berjuang menghidupi dirinya di saat Korsel belum semakmur sekarang. Terlebih, pada saat itu terjadi krisis politik. Kepungan situasi sulit justru menghadirkan para pemberontak. Maka, lahir seorang Sun Bo-Ra, pentolan gerakan mahasiswa yang berambisi kuliah Ilmu Hukum untuk memperbaiki nasib keluarga sekaligus bangsanya.

Bertemunya Karakter dengan Dunianya

Pada akhirnya, cerita baru benar-benar akan dimulai ketika karakter dan dunianya telah bertemu. Kita bisa memilih untuk mengawali ide cerita dengan mengimajinasikan karakter terlebih dahulu, diikuti oleh tatanan dunianya, atau sebaliknya. Terlepas dari pilihan kita, pastikan kedua komponen tersebut didefinisikan secara detail.

Misalnya, film sejarah The Admiral: Roaring Currents (2014) yang menceritakan peristiwa Perang Myeongnyang (1597). Kita juga bisa menggunakan setting non-fiktif untuk menceritakan tokoh-tokoh fiktif seperti novel sejarah Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia (1980) dan Arus Balik (1995).

Mari kita kembali ke tokoh Bo-Ra sang demonstran. Dia punya ambisi pribadi masuk Fakultas Hukum, namun ayahnya tak punya cukup biaya. Maka ketika lulus SMA, Bo-Ra jurusan lain yang menyediakan beasiswa. Ia ingin mengulang tes masuk lagi, tapi pemerintah Korsel saat itu terlalu bengal dan kebodohannya tak bisa didiamkan. Hal ini membuat Bo-Ra menjadi mahasiswa dan demonstran di pagi hari, dan menyiapkan tes di malam hari.

.

Poin Penting

  • Fiksi dan non-fiksi bukan perkara logis atau tidak, tapi hubungannya dengan kenyataan.
  • Non-fiksi sekalipun harus logis sejak dari dirinya sendir.

Kuis

Bagaimana cara mengeksplorasi karakter?

Selamat, Anda telah menyelesaikan pelajaran ini
Klik untuk menyelesaikan