Pondasi Bangunan Cerita

Kelas ini, kamu akan diajak memahami:

  • Mengetahui makna dan teknik storytelling.
  • Respons emosi manusia bekerja dalam menerima cerita.

Manusia dan Cerita

Manusia adalah makhluk pencerita. Kita semua mulai menuturkan cerita bahkan ketika belum fasih bicara, lalu tumbuh dewasa dengan cerita demi cerita.

Cerita berbeda dengan teori, ideologi, atau agitasi. Orang cenderung melawan kedatangan teori dan sebangsanya karena mengancam pikiran. Sementara cerita, seabsurd apapun, bisa diterima karena otentisitasnya. Cerita adalah percakapan antar-kawan, maka apapun bumbunya akan sering diterima.

Medium dalam Storytelling

Untuk mengawali, mari ketahui lebih dahulu struktur sebuah cerita. Setiap cerita memerlukan medium, dari tongkrongan hingga gawai. Modernisasi membuat perantara cerita kian beragam. Keragaman itu akan menentukan model penyampaian ceritanya.

Ketuk untuk melihat jenis-jenisnya:

Oral

Cerita disampaikan lewat penuturan dengan medium suara seperti obrolan, telepon, video call atau podcast.

Visual

Dari ukiran goa manusia purba hingga fotografi dan animasi, grafis telah lama menjadi pertemuan cerita dan imajinasi.

Teks Tertulis

Teks bukan hal yang sepele. Rangkaian kata dalam teks dapat memancing pemaknaan pembaca.

Digital

Kehadiran platform digital seperti berita dan media sosial membuat penuturan cerita lebih variatif dengan gabungan teks, visual, dan oral.

Membangun Ikatan Emosional

Emosi hadir di otak manusia sebagai cara untuk memastikan pikiran dan tubuh bisa mengatasi situasi. Hakikat manusia dan emosinya ada di setiap proses kehidupan, termasuk dalam memproses informasi.

Perancangan cerita tidak bisa lepas dari faktor emosi manusia. Menempatkan emosi dalam bangunan cerita akan menentukan ketertarikan orang lain sekaligus dampak dari sebuah cerita dalam kehidupan manusia.

Ketuk untuk melihat lebih jauh.

Muak

Merasakan jijik mungkin menjadi pengalaman tak mengenakkan. Tapi untuk sebuah cerita, rasa jijik dan aneh dapat memicu rasa penasaran.

Rasa muak lebih dekat dengan ingatan dibanding perasaan lainnya. Sebuah cerita yang bisa menimbulkan rasa muak dapat memberi pengalaman bagi pembaca agar tidak benar-benar di kehidupan mereka.

Takut

Alih-alih menghindar, orang justru begitu menyukai cerita yang memicu ketakutan. Namun, bangunan cerita ketakutan perlu diantisipasi karena dapat menimbulkan kecemasan, bahkan konflik.

Untuk menghindarinya, bangunan cerita yang kita tawarkan harus memberikan solusi untuk keluar dari ketakutan.

Bahagia

Bahagia justru menjadi nuansa yang sering tidak laku dibaca. Tapi jika membuatnya dengan pas, cerita bahagia dapat melahirkan inspirasi, refleksi, dan sikap baik.

Untuk membangun cerita bahagia yang menarik banyak orang, gunakan the moment of awe atau kejutan kebahagiaan.

Bagaimana Memulainya??

Premis: Kerangka Sebuah Cerita

Cerita yang menarik, apapun mediumnya, berpijak pada satu pondasi yang sama: premis. Cerita yang baik biasanya memiliki sebuah premis yang kuat.

Premis terdiri dari komponen berikut:

  • Tokoh: Subjek cerita.
  • Tujuan: Harapan dari tokoh.
  • Cara: Kiat atau proses yang hendak dilalui tokoh.
  • Tantangan: Kendala yang dihadapi dalam menjalankan cara.

Premis adalah rangkuman cerita besar dalam bentuk satu kalimat. Dalam kata lain, premis sebuah cerita berbentuk "Seseorang punya keinginan, kemudian berusaha mewujudkannya, namun mendapat kesulitan dalam prosesnya."

Kiat membangun premis akan dijelaskan dalam materi pelajaran selanjutnya.

Poin Penting

  • Setiap medium menentukan gaya penuturan.
  • Premis menjadi kunci bangunan cerita lewat pembentukan konflik.

Kuis

Mana pembuatan rumus premis yang benar?

Selamat, Anda telah menyelesaikan pelajaran ini
Klik untuk menyelesaikan