Penalaran

Melalui kelas ini, kamu diajak untuk:

  • Mengidentifikasi jenis-jenis penalaran dalam berpikir logis

Pengantar

Penalaran adalah komponen penting dalam berpikir logis. Dengan mempelajari penalaran, kita dapat menyampaikan argumentasi logis, mengidentifikasi kontradiksi, dan mencapai kesimpulan logis.

Sebagai langkah awal berlatih, mari kenali jenis-jenis penalaran umum.

Proposisi

Bentuk proposisi dibagi menjadi dua, yaitu proposisi kategorik dan proposisi hipotetik.

Proposisi Kategorik

Proposisi kategorik adalah proposisi yang menyatakan sesuatu tanpa adanya syarat.

Misalnya:

  • Pembunuh adalah pelaku tindak pidana.
  • Susi adalah bukan laki-laki.

Proposisi Hipotetik

Proposisi hipotetik adalah proposisi yang menyatakan kebenaran dengan adanya syarat, dan terdiri dari lebih dua proposisi kategorik. Ada tiga bentuk proposisi hipotetik, yaitu proposisi kondisional, proposisi disjungtif, proposisi konjungtif.

Ketuk untuk memahami ketiganya.

Proposisi Kondisional

1. Bila A adalah B maka A adalah C

Contoh: Jika kamu korupsi Rp 1 Miliar, maka kamu akan dipenjara 10 tahun.

2. Bila A adalah B maka C adalah D

Contoh: Kalau Liverpool juara, maka aku akan menelpon mantanku.

Proposisi Disjungtif

1. Proposisi Disjungtif Sempurna

Proposisi ini secara eksklusif mengingkari alternatif yang lain karena kontradiktif.

Contoh: Pengadilan pidana adalah untuk dipenjara atau dibebaskan.

2. Proposisi Disjungtif Tidak Sempurna

Proposisi ini tidak secara eksklusif mengingkari alternatif yang lain, bisa jadi keduanya sama-sama benar.

Contoh: Data Analyst harus menguasai bahasa pemrograman Python atau R.

Proposisi Konjungtif

Proposisi ini menyatakan bahwa dua hal yang bersifat kontraris tidak mungkin benar pada saat bersamaan.

Contoh: Seseorang yang ada di kantor tidak mungkin ada di rumah di waktu yang sama.

Modus Ponens

Secara sederhana, kaidah menggunakan modus ponens adalah:

  • Ketika diketahui “jika A maka B benar”, dan “A benar”, disimpulkan B benar.

Contoh:

Premis 1: Jika saya lulus sidang skripsi, maka saya akan dapat ijazah.

Premis 2: Saya lulus sidang skripsi.

Kesimpulan: Saya akan dapat ijazah.

Modus Tollens

Kaidah modus tollens:

Jika A terjadi maka B terjadi, sehingga jika A tidak terjadi maka B tidak terjadi.

Contoh:

Premis 1: Jika hari hujan maka saya memakai payung

Premis 2: Saya tidak memakai payung

Kesimpulan: Hari tidak hujan

Silogisme

Silogisme secara sederhana adalah cara menarik kesimpulan secara deduktif. Untuk menarik kesimpulan, silogisme menggunakan premis umum (atau mayor) dan khusus (atau minor).

Lebih jauh, mari kenali jenis-jenis silogisme.

Silogisme Kategorik

Silogisme kategorik adalah jenis silogisme yang kumpulan premis dan kesimpulannya berupa keputusan kategoris.

Misalnya:

  • Seluruh mahasiswa memiliki ijazah SMA (premis mayor)
  • Joko adalah mahasiswa (premis minor)
  • Joko memiliki ijazah SMA (kesimpulan)

Silogisme Hipotetik

Silogisme hipotetik bertumpu pada “jika” (anteseden) dan “maka” (konsekuensi). Lebih jauh soal jenis-jenis silogisme hipotetik dan contohnya.

Premis Minor Mengakui Anteseden

Premis mayor: Jika haus, saya minum air.

Premis minor: Sekarang saya haus.

Kesimpulan: Maka, saya minum air.

Premis Minor Mengakui Konsekuensi

Premis mayor: Jika Ana belajar, Ana lulus ujian.

Premis minor. Ana lulus ujian.

Kesimpulan: Jadi, Ana sudah belajar.

Premis Minor Mengingkari Anteseden

Premis mayor: Jika Lala makan, maka Lala akan kenyang.

Premis minor: Lala tidak makan.

Kesimpulan: Maka, Lala tidak akan kenyang.

Premis Minor Mengingkari Konsekuensi

Premis mayor: Jika mahasiswa berunjuk rasa, maka rektor akan keluar dari ruangannya.

Premis minor: Rektor tidak keluar dari ruangannya.

Kesimpulan: Jadi, mahasiswa tidak berunjuk rasa.

Silogisme Disjungtif

Ada dua jenis silogisme disjungtif, silogisme disjungtif sempit dan luas.

Ketuk untuk memahami keduanya
Silogisme Disjungtif Sempit

Premis mempunyai alternatif kontradiktif.

Contoh:

Sutrisno masih hidup atau sudah meninggal.

Ternyata Sutrisno masih hidup.

Jadi Sutrisno tidak meninggal.

Silogisme Disjungtif Luas

Santi seorang jaksa atau pegawai bank.

Ternyata Santi seorang pegawai bank.

Maka Santi bukan jaksa.

Catatan:

Jika premis minornya mengingkari salah satu alternatif, maka kesimpulannya tidak valid.


Misal:

Santi seorang jaksa atau pegawai bank

Ternyata Santi bukan seorang pegawai bank.

Maka Santi seorang jaksa (tidak valid karena belum tentu seorang jaksa).

Selayang Pandang

  • Penalaran berguna untuk menguji kontradiksi.
  • Proposisi adalah cara membangun pernyataan secara mutlak atau dengan syarat.
  • Silogisme adalah proses menarik kesimpulan secara deduktif.

Kuis

"Jika Budi bangun pagi, maka Budi masuk kerja tepat waktu". Apa jenis Silogisme dari pernyataan tersebut?

Kuis

"Hidung Tarno bengkak setelah panen madu. Hidung bengkak disebabkan sengatan lebah atau hantaman benda tumpul. ". Apa jenis penalaran dari pernyataan tersebut?

Selamat, Anda telah menyelesaikan pelajaran ini
Klik untuk menyelesaikan