Mengidentifikasi Sesat Pikir
Melalui kelas ini, kamu diajak untuk:
- Mengenal praktik-praktik sesat pikir dan contohnya.
Tentang Sesat Pikir
Sesat pikir atau logical fallacy adalah kesalahan dalam menyusun logika yang tepat dalam penyampaian sebuah argumen. Dalam berpikir logis, sesat pikir seringkali jadi hambatan. Untuk menghindarinya, mari kenali praktik-praktik sesat pikir.
Validitas Argumentasi
Ada ragam cara mengenali sesat pikir. Pertama tentu adalah dengan mengecek validitas argumentasi. Di materi sebelumnya, kita telah mengenal cara menyusun argumentasi yang valid dan contoh-contoh tidak valid. Kita bisa menggunakan penalaran tersebut untuk mengidentifikasi sesat pikir.
Relevansi
Pernahkah kamu berdiskusi dengan seseorang yang unsur-unsur dalam argumentasinya tidak relevan dengan kesimpulan? Itu adalah bentuk sesat pikir.
Ada beberapa bentuk sesat pikir terkait relevansi yang sering kita temui.
Ketuk untuk melihat lebih jauh.
Ad Hominem
Ad hominem merupakan sesat pikir yang menyerang pribadi, ketimbang ide, konsep, atau argumen dari pribadi.
Contoh:
Personel Slank adalah mantan pengguna narkoba, maka lagu-lagu Slank jelek.
Ad Populum
Ad populum adalah sesat pikir yang menganggap sebuah argumen benar hanya karena dirasa argumen tersebut populer.
Contoh:
Contoh: Duduk di atas bantal bisa berakibat timbulnya bisul.
Ad Baculum
Ad baculum adalah sesat pikir membenarkan argumentasi hanya karena kekuasaan yang dimiliki pemberi argumen.
Contoh: Divisi A paling produktif, kata Bos.
Ini bisa jadi benar, tapi kesimpulannya tidak bisa hanya ditarik dari “Kata Bos”, perlu argumentasi-argumentasi pendukung mengapa divisi A dinilai paling produktif.
Ad Misericordiam
Ad misericordiam adalah pembenaran argumentasi karena belas kasihan.
Contoh: Mahasiswa yang mengulang mata kuliah 3 kali akhirnya diluluskan karena kasihan.
Kesimpulan Melompat
Sesat pikir lainnya adalah ketika kesimpulan melompat. Hal ini disebabkan oleh susunan premis yang memiliki hubungan tidak wajar. Bentuk sesat pikir ini sering disebut slippery slope.
Contoh:
Jika saya memakai baju rapi, maka saya akan diterima kerja. Jika saya diterima kerja, maka saya akan mendapat gaji. Jika saya mendapat gaji, maka saya akan kaya.
Jika saya memakai baju rapi, maka saya akan kaya.
Premis-premis yang Tidak Berhubungan
Kita juga perlu memperhatikan premis. Tak jarang sesat pikir justru hadir dari premis-premis yang tidak saling berhubungan. Ketika rangkaian premis tidak berhubungan, maka kesimpulannya juga tidak akan berhubungan.
Contoh:
Ayah orangnya keras.
Meja itu keras.
Ayah adalah meja.
Selayang Pandang
- Sesat pikir dapat dilihat dari susunan argumennya.
- Jenis sesat pikir lain adalah argumen yang tersusun dari kesimpulan melompat.
Kuis
"Saya pernah bekerja di perusahaan besar. Maka ide saya selalu benar." Apa jenis sesat logika dari pernyataan tersebut?