Prinsip Umum Usability

Melalui kelas ini, kamu diajak untuk:

  • Mengenal prinsip-prinsip umum soal usability dalam desain interface.

Pengantar

Kita telah mengenal usability sebagai salah satu faktor menilai user experience. Pada materi kali ini, kita akan menyelami prinsip-prinsip usability yang dapat menjadi pedoman dalam mendesain sebuah produk interface.

Notifikasi Status

Saat user berinteraksi dengan desain interface, hal yang penting diberikan adalah notifikasi dari sistem. Lebih lanjut, jangan sampai ada konsekuensi dari tindakan user yang belum mereka ketahui. Notifikasi dari sistem berguna untuk membuat user familiar dengan interface dengan mengetahui:

  • Ada di titik mana mereka saat ini?
  • Apa yang sedang mereka lakukan?
  • Apa konsekuensi dari suatu tindakan yang mereka ambil?

Dekat dengan Dunia User

Menghadirkan informasi yang mudah dicerna juga menjadi salah satu penentu usability. Pun dengan kompleksitas dan ragam informasi yang hadir, kita dapat mempermudah cara user mencernanya dengan menggunakan tanda-tanda yang familiar bagi user. Ikuti tips-tips mendekatkan diri dengan user ini:

  • Jangan asumsikan konsep kita akan selalu mudah diterima oleh user.
  • Gunakan istilah dan bahasa yang umum digunakan, alih-alih asing dan sulit dicerna.
  • Gunakan tanda-tanda visual seperti gambar dan ikon yang mampu mengilustrasikan sebuah konsep atau informasi.

Memberikan Kontrol

Semua orang suka kontrol, begitu juga user. Ketika user menyelipkan kesalahan, mereka membutuhkan kontrol atas situasi. Jangan biarkan user tak mampu keluar dari konsekuensi kesalahan. Hadirkan instruksi keluar dari masalah atau kembali ke tempat di mana mereka benar-benar memahami situasi.

Contoh: tombol Exit, Cancel, atau fitur Undo.

Efisiensi adalah Kunci

Mencerna informasi baru bukan hal yang mudah. Setiap orang punya kuota beban kognitifnya masing-masing. Bayangkan kita tengah mencoba memahami alur birokrasi untuk mengurus dokumen penting di sebuah Dinas. Kita mendapati dua persoalan utama, yakni:

  • 1. Alur birokrasi amat berbelit-belit.
  • 2. Alur birokrasi amat berbeda dengan alur di Dinas-dinas lainnya.

Waktu dan kemampuan kognitif kita mungkin akan habis untuk menghafal makna dari setiap instruksi. Alhasil, kita memutuskan untuk pulang dan mengurus dokumen itu lain hari.

Dokumen kewarganegaraan mungkin akan benar-benar diurus karena ia begitu penting. Hal yang sama belum tentu terjadi di produk kita. User bisa saja memutuskan untuk tidak kembali berinteraksi dengan interface kita karena kurangnya efisiensi. Kalau bisa sederhana, mengapa harus berbelit-belit?

Tips:

  • Buat pola journey yang konsisten berdasarkan praktik-praktik terbaik interface di bidang yang sama dengan produk kita. Ajak user untuk mengenal pola, bukan menghafal makna instruksi.
  • Izinkan personalisasi dan kustomisasi bagi user untuk mengatur alur guna mencapai tujuan mereka.
  • Hindari instruksi bertele-tele dengan menghadirkan section bantuan dengan konteks-konteks spesifik.

Pro Tips

  • Dalam mendesain sebuah interface, kita perlu menghadirkan informasi dan instruksi yang mudah dicerna oleh user dengan notifikasi, tanda visual, dan istilah-istilah yang umum digunakan.
  • User perlu diberikan kontrol atas tindakan-tindakan yang dilakukan, terutama saat menghadapi konsekuensi yang tidak mereka kira akan terjadi saat berinteraksi dengan interface.
  • Membuat pola yang konsisten, singkat, dan jelas, berdasarkan praktik terbaik industri dapat memudahkan user untuk lebih dekat dan familiar dengan interface.

Kuis

Apa langkah yang dapat ditempuh untuk mendesain interface yang efisien?

Selamat, Anda telah menyelesaikan pelajaran ini
Klik untuk menyelesaikan