Siklus Perancangan Produk
Melalui kelas ini, kamu diajak untuk:
- Mengetahui prinsip dasar
Utamakan Kecepatan
Begawan desain produk pernah berkata, "Produk yang saat rilis dianggap sempurna justru hadir dalam waktu yang tak tepat." Kita bisa saja mengeluhkan banyak kekurangan dalam prosesnya. Namun, semua itu adalah asumsi yang ada di pikiran kita sebagai perancang produk.
Untuk menghindari asumsi berlebihan, perlu cara berpikir yang user sentris: menyerahkan nasib produk pada user. Apapun nasibnya di tangan user, perancang produk harus segera membenahi berdasarkan feedback yang ada. Semakin banyak feedback, semakin produk ditempa menuju kesempurnaan
Pengembangan Awal
Sebuah platform digital berawal dari ide yang abstrak. Lalu kita berpikir keras bagaimana mewujudkannya. Dalam proses ideation, kita pasti bakal dihadapkan pada berbagai kendala apakah itu sumber daya manusia, biaya, atau kemampuan. Bagaimana menanggulanginya?
Kendala itu sepintas menghambat kita dalam membangun produk. Namun pada prinsipnya, pengembangan produk tak perlu terburu-buru dan membutuhkan proses. Dalam proses pengembangan produk digital dikenal istilah MVP atau Minimum Viable Product
Konsep MVP adalah standar minimum dalam membentuk produk. Bentuknya memang belum sesempurna yang dibayangkan, tapi telah memiliki fungsi-fungsi dasar yang menjadi pijakan pengembangan selanjutnya. Mari tengok manfaat pembuatan MVP berikut ini:
- Mendapat respons dari user.
- Menentukan pijakan pengembangan produk ke depannya.
- Benchmark bagi user mengenali produk.
Misalnya kita ambil contoh Gojek. Saat merilis aplikasi tahun 2015, Gojek hanya bisa melayani pemesanan ojek online. Program yang diimplementasikan adalah fitur booking, mencari driver, dan pengantaran. Dengan format yang ada saat itu, Gojek tidak hanya mampu menjembatani pemesanan ojek online, tapi juga makanan, obat, hingga penyedia jasa.
Pengembangan Selanjutnya
Dalam tahapan MVP, kita tidak cukup leluasa dalam menggembar-nggemborkan produk baru. Biasanya, MVP belum mampu menghasilkan uang karena belum memiliki fungsi atau fitur yang dapat dimonetisasi.
Maka, kita harus memenuhi standar MMP atau Minimum Marketable Product. Produk ini tidak hanya mencangkup fungsi dasar, tapi juga mampu mendatangkan user atau meyakinkan klien untuk monetisasi. Berikut prosesnya,
Untuk mencapai MMP harus menempuh berbagai proses. Dari MVP, kita akan menambahkan fitur atau fungsi yang optimal dari kacamata user dan monetisasi. Berikut tahapannya:
- Minimum Releasable Feature (MRF): Fitur mendasar yang dianggap oleh user memiliki nilai guna dan nilai tukar.
- Minimum Business Increment (MBI): Mengkoordinasi pengembangan fitur yang sesuai dengan kepentingan bisnis dan manfaatnya untuk user.
Siklus Produk
Internal Release
Susunan produk harus diuji lebih dulu dari pembuatnya. Tujuannya, agar tim internal dapat merasakan langsung produk yang baru saja disusun, dan dapat menanggulangi error sebelum dilempar ke user.
Staggered Release
Rilis terbatas ke user terpilih. Fase ini menguji keandalan platform ketika sampai ke tangan pengguna yang dipilih berdasarkan kategori tertentu. Tujuannya untuk mendapat masukan dari user terkait.
Full Release
Fase staggered selesai ketika masukan dan pembenahan menuju ke kesimpulan bahwa produk siap rilis. Pengukuran kesiapan terletak pada keandalan teknis, ketiadaan kendala yang dialami user-user di sample sebelumnya, dan berfungsi sesuai konsep awal.
PRO TIPS
- Fungsi dasar yang dirancang dalam konsep produk harus berbentuk MVP.
- Produk hasil olahan tahap MVP dan MRP harus dikemas dalam bahasa bisnis dalam fase MBI.
- Setiap tahapan rilis harus melibatkan sample user guna mendapat masukan.
Kuis
Tahapan apakah yang menaungi pengembangan MRP menjadi MBI?