Proses Seleksi

Melalui kelas ini, kamu diajak untuk:

  • Membekali diri dengan peran analisis psikologi dalam proses seleksi.
  • Memahami metode uji kompetensi beserta validasinya.

Kebutuhan

Uji kompetensi menjadi tahapan penting yang berguna untuk menggali informasi utuh soal kandidat, yang kemudian berguna untuk proses seleksi. Proses ini bertumpu pada metode rekrutmen yang dipilih, baik dari segi penggalian hingga analisis.

Metode Uji Kompetensi

Proses rekrutmen membutuhkan data utuh, baik soal perilaku maupun kecakapan teknis. Maka, proses uji kompetensi menyeluruh wajib diambil. Namun tidak ada satu metode baku, mengingat setiap kompetensi memiliki karakter yang berbeda. Berikut metode uji kompetensi beserta plus-minusnya:

Cognitive Test

Berbicara tatap muka untuk mengetahui perilaku personal dan menggali pemikiran.

Personality Testing

Tes untuk menguji sikap kerja kandidat.

Job Knowledge Test

Demonstrasi kecakapan teknis terkait deskripsi kerja yang dibutuhkan.

Cognitive Test

Tes kognitif berusaha mengeksplorasi kerangka berpikir kandidat dengan pertanyaan terkait sikap dan perilaku yang berkaitan langsung dengan pekerjaan. Ikuti caranya melalui penjelasan di bawah:

Cognitive Ability

Menguji kemampuan argumentasi, penghitungan, dan verbal. Ketiga variabel ini bisa diuji dengan kombinasi tes tulis dan wawancara.

Aptitude Test

Menguji kemampuan kandidat untuk menghadapi masalah, situasi yang tidak familiar, atau pengetahuan baru. Cara pengujiannya bisa lewat uji wawancara dengan skenario tertentu.

Achievement Test

Mengukur kemampuan kandidat.

Personality Test

Perusahaan perlu mengetahui perilaku kandidat. Hal ini penting untuk mendeteksi sejak awal bagaimana kandidat tersebut nantinya berkomunikasi dengan sesama karyawan dan konsumen. Ada dua cara yang kerap dipakai. Lihat penjelasannya di bawah:

Meyers-Briggs

Menggunakan tes uji karakter psikologis MBTI. Tes ini cukup mampu menggambarkan karena memiliki 16 pengkategorian karakter orang.

Big Five Personality

Kandidat diminta mendeskripsikan karakter terkait pembawaan di depan publik (extroversion), optimisme (agreeableness), kerajinan (conscientiousness), ekspresi negatif (neuroticism), dan keterbukaan (openness). Lihat contoh hasil ujinya di bawah ini:

  • Saya cenderung tegas.
  • Saya tidak bisa banyak berbicara di lingkungan baru.

Job Knowledge Test

Hampir serupa dengan keduanya, namun dengan ruang lingkup lebih spesifik terkait pekerjaannya.

Tes Pengetahuan Dasar

Ujian dengan pertanyaan yang telah disiapkan terkait deskripsi kerja yang dibutuhkan.

Work Sample

Kandidat diminta melampirkan portofolio atau hasil kerja di kantor atau proyek sebelumnya.

Validity/Validasi

Ingat, setiap kualifikasi punya metode ujinya sendiri. Usai melakukan uji kompetensi dalam berbagai metode, program rekrutmen berlanjut di penentuan hasil. Tahapan validasi adalah proses memilah komponen mana saja yang penting untuk disorot berdasarkan proses tes.

Berikut jenis-jenis validasi uji kompetensi.

Content Validity

Ambil data dari metode tes yang paling bisa menunjukkan substansi.

Contoh: Kemampuan desainer grafis terlihat dari demonstrasi, bukan interview.

Construct Validity

Terapkan uji yang paling bisa mendemonstrasikan skill yang paling dibutuhkan, meski itu lewat uji tertulis.

Criterion Validity

Menguji satu perilaku atau kapasitas teknis ke dalam berbagai skenario dan metode tes.

Pro Tips

  • Gunakan tiga jenis ujian secara berurut.
  • Dalam menentukan validitas tes, jangan ambil hasil dari semua tes yang diambil.

Kuis

Dalam menguji kemampuan teknis kandidat, apa yang perlu dilakukan?

Selamat, Anda telah menyelesaikan pelajaran ini
Klik untuk menyelesaikan