Penyesuaian Budaya Kerja

Melalui kelas ini, kamu diajak untuk:

  • Mengidentifikasi kebutuhan milenial dan Gen Z dalam dunia kerja

Menjaga Milenial dan Gen Z

Milenial dan Gen Z punya pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk survive di era digital. Tapi potensi tersebut akan mengendap bila perusahaan abai dengan kebutuhan mereka.

Dari penjelasan watak kedua generasi di materi sebelumnya, perusahaan perlu mengubah struktur dan budaya kerja di kantor.

Tantangan

Perusahaan perlu mengantisipasi perbedaan generasi yang ada di kantor. Baby boomer dan Gen X memiliki perbedaan cara pandang yang kontras dengan milenial dan Gen Z. Akan ada risiko yang muncul seperti berikut:

Cara Kerja

Generasi tua tak berani improvisasi, generasi muda berani mengambil risiko.

Loyalitas

Generasi tua mau berkompromi, generasi muda tidak.

Komunikasi

Generasi muda berani mengkritik secara langsung, dikhawatirkan menyinggung generasi tua.

Kebutuhan

Kehilangan talenta terbaik di generasi milenial dan Gen Z adalah kehilangan besar bagi perusahaan. Berikut harus diperhatikan jika perusahaan tak mau menyia-nyiakan (atau gagal paham) kedua jenis generasi muda ini.

  • Tech-savvy: Sistem kerja sampai produk perusahaan yang jadul.
  • Capacity Building: Mengharap fasilitas pengembangan diri yang jelas.
  • Menyukai tantangan: Ketiadaan jenjang karier atau reward-punishment yang jelas.

Kita perlu mempertahankannya, tanpa perlu memanjakannya. Berikut perubahan yang harus dilakukan oleh perusahaan.

Budaya Kerja

Fleksibilitas dan dinamis adalah dua kata kunci dalam menentukan budaya perusahaan. Pengaplikasiannya terlihat pada bentuk kantor yang bersifat open space, jam kerja fleksibel, serta pakaian yang tidak formal.

Rekrutmen

Tidak hanya proses rekrutmen yang dilakukan lewat kanal maya, tapi juga menonjolkan citra perusahaan agar dapat menarik talenta milenial dan Gen Z. Hal ini dibutuhkan oleh kedua generasi tersebut untuk menilai apakah perusahaan memiliki nilai yang senada dengan mereka, beserta benefit yang pas sesuai kebutuhan.

Learning Development

Milenial dan Gen Z menghendaki jenjang karier yang jelas. Maka, budaya kerja masa kini perlu lebih serius menangani isu pelatihan dan pengembangan.

Kedua generasi menyukai upgrading skill untuk mencapai angan-angan karier mereka yang cenderung ambisius. Perusahaan dapat menggelar pelatihan rutin atau mentoring. Tapi ingat, mereka hanya perlu dibimbing, bukan diatur-atur oleh bos yang micro-manage.

Performance

Milenial dan Gen Z membutuhkan pengakuan atas pekerjaannya. Manajemen bisa menerapkan objectives and key result(OKR), ket performance indicator(KPI), atau management by objectives(MBO) yang bersifat lebih rutin alih-alih penilaian setahun sekali.

Benefit

Gaji tinggi tak cukup memenuhi harapan kerja milenial dan Gen Z. Mereka mengharapkan jenjang karier yang jelas untuk memenuhi keinginan cita-cita.

Perlu kompensasi tambahan yang menjadi ruang berekspresi mereka. Misalnya dengan benefit hiburan dan olah raga. Sesuaikan benefit dengan karakter masing-masing orang karena individu dari kedua generasi ini memiliki kesukaan yang berbeda.

Rangkuman

  • Perusahaan tidak perlu berlebihan soal gaji milenial dan Gen Z.
  • Kedua generasi tersebut mementingkan nilai yang dianut dalam pekerjaan.
  • Untuk memastikan mereka loyal, buat sebuah rencana kerja yang mencangkup pelatihan, reward-punishment profresional, serta budaya kerja yang efisien.

Kuis

Apa perbedaan sikap loyalitas antara generasi tua (baby boomer dan Gen X) dan generasi muda (Gen Y/milenial dan Gen Z)?

Selamat, Anda telah menyelesaikan pelajaran ini
Klik untuk menyelesaikan