Perkembangan Teknologi

Melalui kelas ini, kamu diajak untuk:

  • Mengetahui sejarah kelahiran VR.
  • Memahami perkembangan hingga arah teknologi VR.

Awal Mula

Virtual reality (VR) lahir dari hasrat manusia yang ingin menghapus batas imajinasi dengan realita.

Karya VR pertama lahir dari tangan seniman Italia, Baldassare Peruzzi, yang menciptakan ruang penuh gambar bernama Sala de Prospettive di tahun 1516. Peruzzi tidak hanya memenuhi ruangan dengan lukisan, namun juga objek-objek semacam kelereng sebagai bagian karyanya. Penggabungan gambar dan objek fisik menjadikan Peruzzi sebagai seniman VR pertama.

Penemuan kacamata stereoscope melanjutkan semangat untuk menyajikan pengalaman imersif terus berlanjut. Ketika teknologi komputer kian maju, VR menjadi salah satu riset sentral.

Perkembangan Teknologi

VR kemudian berkutat pada satu pertanyaan: bagaimana menyajikan sebuah karya yang melibatkan penglihatan, pendengaran, dan sensor gerak tubuh? Lewat teknologi VR, kita dapat menghadirkan realita apa saja tanpa membutuhkan pengalaman kehadiran fisik secara langsung.

Dalam buku fiksi karya penulis Amerika Serikat, Stanley Weinbaum, menjabarkan akan ada sebuah kacamata yang bisa membawa manusia ke pengalaman nyata dari sebuah dunia rekaan. Khayalan ini akhirnya terwujud lewat penelitian Ivan Sutherland yang memperkenalkan kacamata head-mounted display atau HMD di tahun 60-an. Kemudian simulator kokpit pesawat ciptaan Tom Furness.

Kehadiran smartphone dengan kecanggihan dan biayanya yang efisien ikut membantu VR lebih mudah diakses. Pada 2014, Google menghadirkan Cardboard sebagai perantai VR yang dapat diperjualbelikan kepada khalayak luas. VR kemudian menjadi alternatif untuk menikmati konten digital.

Konten untuk Virtual Reality

Dengan hadirnya VR, konten digital terbagi berdasarkan pengalaman yang diberikan mulai dari yang tidak imersif hingga sangat imersif. Imersif membutuhkan gerak tubuh tertentu dalam menikmati konten. Gambar atau video biasa akan tersaji tanpa kita harus melakukan sesuatu. Sementara VR, gestur gerak tubuh diperlukan untuk mendapatkan konten.

Salah satu penanda penting dari kelahiran VR adalah teknik foto dan video yang tidak lagi terbingkai, tapi sampai 360 derajat. Karena penambahan dimensi, konten VR dapat disajikan dengan kacamata HMD atau gadget flat-screen dengan menggerakkan peranti atau kursor.

Alat

Gambar atau video 360 diambil dengan kamera khusus yang mampu menangkap seluruh sudut ruang, alih-alih terpaku pada satu sudut seperti kamera biasa.

Meski memiliki cakupan sudut lebih luas, karya 360 hanya bisa berpaku pada satu tempat yang membuat pengguna tidak bisa berinteraksi dengan mengubah posisinya. Kendala ini cukup bisa diakali dengan kreativitas memilih lokasi dan visual yang mendukung karya 360.

Pro Tips

  • Virtual Reality masuk ke ranah teknologi dengan memperkenalkan alat kacamata HMD.
  • Teknologi VR berkembang dari sekadar kacamata, bertambah ke peranti motorik lainnya di bagian tubuh, tangan, dan kaki.

Kuis

Siapakah yang memperkenalkan kacamata HMD?

Selamat, Anda telah menyelesaikan pelajaran ini
Klik untuk menyelesaikan